Telah dilantik ketua MPW (Majelis Pertimbangan Wilayah) PIP PKS Malaysia periode 2012 - 2014, Budi Yanto Husodo dan bendahara PIP PKS Malaysia, Budi Abdul Muiz, pada hari Sabtu, 15 September 2012. Pelantikan ini dipimpin oleh sekretaris BHLN, Dipl. Ing. Agung Wibowo

Selain itu, Agung juga melantik ketua PIP PKS Malaysia periode 2012 - 2015 untuk wilayah persekutuan Malaysia. Berikut nama-nama Ketua PIP PKS yang telah dilantik untuk masa jabatan 2012-2015;

Pelantikan yang diadakan di Markas Dakwah PIP PKS Malaysia di Kuala Lumpur, dibuka oleh Ketua PIP PKS Malaysia, DR. Syarief Junaidi dan diisi taujih oleh sekertaris BHLN Dipl. Ing. Agung Wibowo.

Turut hadir dalam pelantikan ini, kader PIP PKS yang tinggal di beberapa wilayah Malaysia, seperti Selangor, Kuala Lumpur, Perak dan Johor.
Read more

Read more
http://acehterkini.com/wp-content/uploads/2013/05/pks1.jpg
Tanggal 19-20 Januari 2013 yang lalu, PIP PKS Johor, Malaysia mengadakan upgrading untuk kadernya. Upgrading yang diberi nama Talaqi Madah ini adalah program yang digulirkan oleh bidang kaderisasi PKS dan dilaksanakan setiap tahun.


Hadir sebagai narasumber, enam orang ustad yang diutus oleh DPP PKS Jakarta untuk mengupgrade kadernya di luar negeri. Mereka adalah Ustadz Hermawan, Ust. Ahmad Rofi’ Syamsuri, Ust. Porkas, Ust. Porkas Halamoan, Ust. Rahmad Syah, Ust Muchamad Bugi dan Ust. Suko.


Menurut ketua bidang Kaderisasi PIP PKS Johor, Ustad Feri Candra, tujuan diadakannya Talaqi Madah ini sebagai sarana pembekalan kepada para murabbi terhadap penguasaan pada materi-materi tabiyah sesuai dengan Manhaj 1433H.


Materi-materi tersebut di talaqikan langsung kepada peserta sesuai dengan marhalahnya oleh para ustadz yang berkompenten di bidangnya.


Harapannya dengan acara ini, akan memperkuat dakwah di berbagai kawasan di Johor, khususnya dalam pengelolaan halaqoh.


Program Talaqi Madah ini merupakan Talaqi Madah yang ke-3 kalinya dilaksanakan di Malaysia, yang sebelumnya telah dilaksanakan tahun 2011 di Kuala Lumpur, Malaysia dan pada tahun 2012 di Johor, Malaysia.


Acara Talaqi Madah ini diikuti oleh para murabbi dan calon murabbi yang berasal dari Johor dan Singapura. Jumlah peserta ikhwan 21, akhwat 27, total 49 orang, yang dibagi ke dalam tiga kelas.


Dalam pesan terakhirnya ketika menutup kelas Talaqi Madah, Ustad Hermawan, sebagai perwakilan dari bidang kaderisasi DPP PKS, memberikan pesan kepada para murabbi dan calon murabbi. Dalam pesannya, beliau menyampaikan beberapa poin yang diambil dari hadits Baginda Rasulullah SAW.


Pertama, Tajdid. Kata tajdid diambil dari bahasa Arab yang berkata dasar "Jaddada-Yujaddidu-Tajdiidan" yang artinya memperbarui.


Hendaklah kalian memperbaiki bahtera (safinah) karena lautan itu dalam. Di dalam kehidupan kita, harus senantiasa memperbaharui keimanan. Di dalam dakwah/harokah, safinah kita adalah ilmu. Dengan kita senantiasa memperbarui ilmu kita, maka dakwah dan harokah akan semakin besar.


Dakwah pada kebenaran atau dakwah kepada “keburukan” mempunyai kondisi yang sama, yaitu terus melakukan regenerasi, update ilmu dan lain-lain. Dengan adanya acara Talaqi Madah ini, diharapkan akan mentajdid diri dan kita bertekad mewariskan ilmu ini kepada generasi kita. Dengan apa mewariskannya? Dengan cara menyampaikan kembali ilmu-ilmu yang telah kita miliki kepada orang lain.


Kedua, ringankan beban kalian karena perjalanan itu masih sangat jauh.


Ustad berpesan agar meringankan beban diri kita dari kemaksiatan dan memunculkan keburukan. Perjalanan dakwah tidak diukur dari usia manusia, tetapi diukur oleh generasi.


Ketiga, seorang kader muntijah adalah kader yang bisa menghasilkan karya yang terbaik untuk dakwah. Ibarat sepetak tanah, ditaburi benih, disiangi, dipupuk dan disirami dengan air, bisa menumbuhkan tanaman yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.


Kader muntijah adalah kader yang berhasil dan sukses mengolah ilmu yang didapatkannya menjadi ladang amal baginya dengan cara menyebarkannya kepada orang lain.


Semoga Allah menganugerahkan kesabaran dan kekuatan kepada kader PIP PKS di Johor agar mampu melaksanakan semua pesan dan warisan ilmu yang telah sampai kepada mereka. Amin ya rabbal alamin.[SW]
Read more
Dalam rangka menyambut Hari Ibu tanggal 22 Desember, Bidang Perempuan PIP PKS Johor menyelenggarakan seminar dengan tema Menjadi Muslimah Entrepreuner (23/12/2012). Seminar ini diselenggarakan di kantor IKRAM Taman Universiti, Johor, Malaysia.

Seminar yang menghadirkan DR. Mira Kartiwi, B.Com, M.Infosys, seorang dosen dan asisten Professor di International Islamic University Malaysia dihadiri 150 orang peserta. Mereka terdiri dari mahasiswa, istri-istri dosen, istri staff KJRI dan pekerja wanita di Johor, Malaysia.

Ketua Bidang Perempuan PIP PKS Johor, Meti Herawati, SPd, dalam kata sambutannya mengatakan bahwa kegiatan menyambut hari ibu yang diselenggarakan setiap tahun ini bertujuan untuk memberikan penghargaan pada tugas dan peran penting ibu dalam keluarga, masyarakat dan bangsa.

Sementara itu, menurut ketua panitia, Afifatunnisa, Lc, kegiatan seminar dengan tema Menjadi Muslimah Entrepreuner bertujuan untuk memberikan bekal kepada para perempuan Indonesia untuk berusaha mandiri dan meningkatkan kualitas perempuan dan ibu Indonesia.

Dalam seminar ini tergali informasi, hanya 10% dari peserta yang sudah melakukan kegiatan wirausaha. Ini ditunjukan dari banyaknya alasan peserta yang menjadi kendala dalam berwirausaha. Alasan yang paling banyak adalah tidak ada modal, banyak saingan dan tidak bakat dagang.

Menurut DR. Mira, jika kita bisa mengalahkan semua tantangan itu, maka kita akan bisa berhasil. Tidak ada manusia yang dilahirkan dengan bakat dagang, tetapi banyak pula yang berhasil dalam dunia wirausaha. Hal ini karena selain bakat, ketekunan lebih dominan dalam mencapai keberhasilan.

Diakhir bahasan, DR Mira berpesan, jika sudah berhasil dalam wirausaha agar tidak melupakan zakat dan shodaqoh. Dengan demikian usaha yang dijalankannya lebih berkah dan diridloi oleh Allah SWT.

Tema yang menarik dan penyampaian materi yang interaktif dari narasumber, akhirnya mampu mendongkrak semangat para peserta untuk memulai wirausaha. Apalagi motto yang menggugah dari DR Mira, BMW aja Yuk! Bukan BMW mobil ya, tetapi Berani Menjadi Wirausahawan, yuk!

Seminar yang dimulai pada pukul 10 pagi dan selesai pukul 13 siang, diselingi dengan lantunan nasyid dan puisi. Grup nasyid yang terdiri dari para perempuan pekerja di Gelang Patah ini menyanyikan tiga buah lagu nasyid yang bertemakan ibu. Pembacaan puisi dengan tema ibu dibacakan oleh seorang pekerja perempuan dari Senai.

Dalam seminar sehari, kemarin (23/12) terkumpul dana untuk Palestina sebanyak RM 300. PIP PKS Johor masih membuka kotak infak dana bantuan untuk Palestina. Bagi warga Indonesia di Johor yang ingin menyalurkan dananya, silakan sampaikan ke no rek. CIMB ISLAMIC 01060000271207 atas nama Ustad Azhari Zailani Daud. [Tim Media PIP PKS Johor]





Read more
Allahu Akbar ... Allahu Akbar ... Allahu Akbar ...
Lailahaillahuwallahu Akbar
Allahu Akbar walillahilhamd
Allahu Akbar kabira walhamdulillahikatsira
Wasubhanallahibukrota wa asila ...

Takbir dan tahmid dilantunkan sepanjang hari raya Idul Adha 1433H kemarin. Masjid penuh sesak dengan jama'ah yang tak ingin ketinggalan untuk menyempurnakan ibadah di hari raya Idul Adha tahun ini.

PIP PKS Johor, melaksanakan sholat Idul Adha berjama'ah di perkebunan Orchid Ulu Choh, Pekan Nanas Johor Bahru pada hari jum'at 26/10/2012.Shalat Idul Adha yang dimulai pada pukul 07.45 pagi ini diimami oleh ustad Yusro, seorang tokoh masyarakat setempat dan khatib DR. Belyamin, dosen Teknik Mesin UTM, Johor. Hadir mewakili PIP PKS Johor, Ustad Budi Yanto Husodo.

Pada hari itu juga, selesai shalat Idul Adha, pada pukul 08.45 dilaksanakan penyembelihan hewan kurban. Sebelum acara penyembelihan, kader dan simpatisan melakukan sarapan bersama. Ustad Yusro pada kata sambutannya sesaat sebelum prosesi penyembelihan dimulai, beliau menyampaikan rasa terimakasihnya kepada PIP PKS Johor atas perhatiannya kepada masyarakat dengan memberikan sumbangan berupa seekor sapi kurban.

Pada prosesi penyembelihan sapi kurban, ustad Budi Yanto Husodo sebagai penyembelih sapi. Penyembelihan dibantu oleh semua warga secara bergotong royong.

Daging kurban sebanyak 120 bungkus itu pun didistribusikan kepada warga sekitar di perkebunan Asia Orchid Ulu Choh, Pekan Nanas, Johor.






Sebar hewan kurban di Perkebunan Nanas Simpang Renggam

Pada jum'at siangnya, PIP PKS Johor pun melakukan penyembelihan hewan kurban di Perkebunan Nanas, Simpang Renggam.

Di perkebunan ini disembelih satu ekor sapi yang dilakukan oleh Ustad Azhari dan dibantu secara bergotong royong oleh semua warga di sekitar perkebunan Nanas. Alhamdulillah telah terdistribusi 130 bungkus daging kurban dan didistribusikan kepada warga sekitar perkebunan.

Hadir pada penyembelihan kurban di Perkebunan Nanas Simpang Renggam, Ketua PIP PKS Johor, DR. Arien Heryansyah.

Setelah prosesi penyembelihan, kader dan simpatisan makan bersama dengan menu soto daging sapi yang dimasak oleh warga perkebunan Nanas yang kebanyakan adalah pekerja laki-laki.










Sebar hewan kurban di Taman Universiti

Pada hari yang sama, Jumat 26/10/2012, telah disembelih dua ekor sapi dan telah didistribusikan sebanyak 330 paket daging kurban kepada mahasiswa, TKI dan warga Indonesia yang berada di kawasan Taman Universiti, Johor.

Bertugas sebagai penyembelih kurban, Ustad Zainudin Ma'ali dan dibantu masyarakat Indonesia di sekitar perumahan Melawis, Johor Malaysia.



PIP PKS Johor sebagai perwakilan PKS di Johor, Malaysia, menyelenggarakan sebar kurban ini setiap tahun sebagai pengkhidmatan kepada masyarakat. Seperti tahun yang lalu, PIP PKS pun melaksanakan program Sebar Qurban dan disebarkan ke 11 kawasan yang ada di Johor Malaysia, seperti Senai, Simpang Renggam, Pekan Nanas, Taman Universiti, Kota Tinggi, Gelang Patah, Pasir Gudang dan lain-lain.
Read more

Bidang Perempuan PIP PKS, menggelar Mini Seminar pada hari Rabu, 17 Oktober 2012. Kegiatan dengan tema, “Mencetak Generasi Qur’ani dengan Cinta” ini diselenggarakan di Pejabat IKRAM Taman Universiti, Johor, Malaysia.

Hadir sebagai pembicara, Ustadzah Wirianingsih, ibunda dari 10 bersaudara bintang Al Qur’an. Ustadzah yang terkenal dengan panggilan, Ustadzah Wiwi, tak lain adalah istri anggota DPR RI, Mutammimul ‘Ula. Selain hadir di Johor, beliau pun hadir di Singapura dan Kuala Lumpur untuk mengisi seminar parenting.

Dalam kajiannya, ustadzah Wirianingsih, menyampaikan pengalamannya mendidik 10 buah hatinya dalam berinteraksi dengan Al Qur’an. Beliau membaginya dalam beberapa point yang harus diperhatikan secara khusus oleh orang tua.

Pertama, mulai dari orang tua. Membentuk anak dimulai dari orang tua. Pilar utama dalam keluarga adalah ayah dan ibu. Orang tua harus memiliki visi dan misi yang jelas dalam membangun keluarganya. Orang tua pun dituntut memiliki cita-cita berkeluarga, hal ini mengharuskan orang tua tahu pasti tentang Islam.

Dalam poin ini Ustadzah Wiwi mengatakan bahwa orang tua harus memahami apa itu al Qur’an, keutamaannya dan mengetahui kewajiban manusia kepada Al Qur’an. Orang tua juga harus gemar dan akrab berinteraksi dengan Al Qur’an. Selain itu juga, punya visi dan misi qur’ani dalam mendidik anak-anak dan keluarganya. Terakhir, bersungguh-sungguh dan bekerjasama secara sinergis.



Kedua, mulai dari rumah. Ustadzah mengajak para orang tua untuk senantiasa membangun nuansa rumah yang “akrab” dengan al Qur’an. Caranya yaitu, dengan memutar kaset/CD murottal al qur’an setiap hari, memasang gambar-gambar kaligrafi ayat-ayat al Qur’an dan menciptakan suasana rumah yang Islami.

Menjadwal kegiatan harian dengan berinteraksi intensif dengan Al Qur’an dari bangun tidur sampai menjelang tidur. Misalnya saja mencari waktu-waktu terbaik. Pagi adalah waktu terbaik untuk berinteraksi bersama Al Qur’an saat sebelum subuh. Kumpulkan semua anggota keluarga untuk senantiasa berinteraksi dengan Al Qur’an sampai berakhir ba’da subuh. Akhiri kegiatan ini dengan doa sebelum melakukan aktifitas lainnya.

Begitu juga saat maghrib sampai Isya. Lakukan hal yang sama dalam masa itu dan akhiri kegiatan tersebut dengan doa sebelum melakukan aktifitas lainnya menjelang tidur malam.

Untuk melawan kebosanan dan kemalasan, ciptakan kegiatan yang variatif, dinamis dan fresh. Berikan reward pada usaha anak meskipun sedikit.

Ketiga, mulai dari sekolah. Orang tua wajib memilihkan sekolah terbaik untuk anak-anaknya. Lakukan dialog dengan anak, sebelum memutuskan menyekolahkan anak. Pilih sekolah yang mendukung kegiatan berinteraksi dengan Al Qur’an di rumah. Bangun komunikasi dengan guru dan sekolah. Hal ini penting agar orang tua, guru dan sekolah bisa bekerjasama secara sinergis dalam keberhasilan belajar anak.

Terakhir adalah fasilitasi kebutuhan anak, arahkan keinginannya, bentuk jiwanya sebelum habis masanya.

Ustadzah Wiwi mewanti-wanti bahwa masa pertumbuhan otak yang maksimal adalah pada usia 0 – 12 tahun. Pada usia itu otak sedang ada di masa puncaknya. Apapun yang dipelajari anak akan cepat diserap otaknya dengan baik. Maka dari itu ada pepatah yang mengatakan bahwa, belajar pada usia muda bagaikan menulis di atas batu. Karena pada masa ini anak-anak mudah belajar dan tak gampang lupa.

Keempat, mulai dari teman-temannya. Orang tua harus bisa mengontrol “peer group”nya dengan siapa. Pergaulan pun akan mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar.

Itulah poin-poin yang dilakukan Ustadzah Wiwi dalam mendidik buah hatinya sehingga mereka menjadi bintang Al Qur’an. Beliau pun mengatakan bahwa, beliau bertekad memiliki anak banyak agar dapat memperbaiki kesalahan terdahulu dalam mendidik putra-putrinya. Subhanallahu.



Beliau menutup pembahasannya dengan menayangkan seorang bayi dan di bawahnya tertulis, “Mulai dari sini. Jadikan setiap detiknya berarti untuk masa depannya yang penuh arti”. Sebuah ajakan yang sungguh menyentakkan kalbu setiap orang tua. Tak ada kata terlambat untuk senantiasa memperbaiki diri agar tercapai generasi robbani yang cinta Al Qur’an.

Acara yang dimulai pukul 10.30 – 13.00 ini dihadiri oleh 56 peserta dari beberapa kalangan. Hadir dalam acara ini para ibu darmawanita KJRI, ibu-ibu dosen UTM, mahasiswa UTM dan Tenaga Kerja Indonesia yang kebetulan cuti pada hari itu.

Teristimewa, acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Wanita IKRAM. Seperti kita ketahui bahwa belum lama ini, pada bulan April 2012, Bidang Perempuan DPP PKS menerima tamu delegasi dari Wanita IKRAM Malaysia dan Yayasan Assalam Thailand. Kesamaan visi dan misi Bidang Perempuan PKS dalam mengangkat ketahanan keluarga yang berlandaskan syariah menjadi salah satu tema dalam studi banding mereka ke Jakarta.

Acara ditutup dengan pembacaan doa dan penyerahanan kenang-kenangan kepada ustadzah Wiwi yang disampaikan oleh Ketua Bidang Perempuan PIP PKS Johor dan perwakilan Wanita IKRAM Johor.#


Read more
Oleh: Sri Widiyastuti*


Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Ibrahim a.s tidak pernah berbohong kecuali tiga kali. Pertama, perkataannya ketika diajak untuk beribadah kepada berhala tuhan mereka dan Ibrahim a.s menjawab, 'Sesungguhnya aku sakit'. Kedua, perkataannya, 'Sebenarnya patung besar itutah yang melakukannya'. Ketiga, perkataannya tentang Sarah, 'Sesungguhnya dia saudariku'." (HR Bukhari)

Cinta merupakan fitrah yang telah ada sejak manusia diciptakan oleh Allah. Cinta pertama yang Allah tanamkan dalam diri manusia adalah beriman kepada Allah SWT ketika ditiupkannya ruh pada janin usia 4 bulan. Cinta pada Allah di atas segala-galanya akan mengekalkan cinta manusiawi.

Sebagaimana cintanya seorang khalilullah, Ibrahim alaihisalam. Cinta kepada Allah menjadikan cintanya pada istrinya Sarah, cinta yang bukan hanya semusim. Cinta yang bukan hanya lahir dari kecantikan fisik tetapi juga kecantikan batiniah Sarah. Mereka berjuang demi cinta sampai ajal menjemput dan bersama-sama meraih Jannah-Nya.

Masa Muda Ibrahim

Nabi Ibrahim dikenal sebagai bapaknya para nabi. Dikenal juga sebagai Abul Adyan (bapak agama) dan termasuk ke dalam Nabi dengan julukan Ulul Azmi. Nabi Ibrahim a.s lahir pada zaman pemerintahan Raja Namrud yang zalim di negeri Babylon yang subur. Menjelang kelahirannya, Raja Namrud bermimpi ada seorang pemuda yang akan menggulingkannya dari kekuasaannya. Maka dicarilah semua bayi laki-laki untuk dibunuh.

Ibunda Nabi Ibrahim saat itu sedang mengandungnya, beliau sangat ketakutan dan bersembunyi di dalam gua. Nabi Ibrahim pun lahir dan tumbuh besar di dalam gua itu dalam pengawasan Allah SWT. Ia disusui dan diasuh oleh ibundanya di dalam gua.

Sejak kecil, Nabi Ibrahim seorang anak cerdas yang gemar memikirkan alam ciptaan Allah. Ketika ia ditinggalkan oleh ibundanya ke kota mencari makanan, ia mengintip dari celah batu yang menutupi gua dan takjub akan keindahan alam di luar gua yang begitu luas.

Ia memikirkan siapakah yang menciptakan alam semesta, menumbuhkan tumbuhan dan buah, menghidupkan binatang, menempelkan bintang kelap-kelip di malam hari, menyinari matahari dan bulan? Semakin besar, bukan hanya alam semesta yang dipikirkannya, ia pun memikirkan Dzat yang menciptakannya.

Itulah kehebatan Nabi Ibrahim a.s, meskipun ia tanpa didikan seorang guru atau pengasuh ia mampu mempergunakan akalnya untuk mengambil ilmu pengetahuan dan keyakinan dalam dirinya kepada Allah. Sampai Allah di dalam Al Qur’an memberikan salam kepadanya, “Salamun ala Ibrahim”.

Setelah Ibrahim remaja, isu tentang pembunuhan kepada bayi laki-laki, lambat laun hilang. Ia pun keluar dari persembunyiannya dan berbaur dengan penduduk Babylon. Ayahnya seorang pemahat berhala. Ia sering dipaksa untuk menjajakan berhala-berhala itu di pasar. Orang pertama yang mendapat dakwah dari Nabi Ibrahim adalah ayahnya. Sejak itu, ia mulai menunjukan ketidaksukaannya kepada para penyembah berhala dengan cara menghancurkan berhala-berhala dan berdakwah kepada ayahnya.

Hal itu menimbulkan pertentangan Nabi Ibrahim dengan ayahnya. Nabi Ibrahim pun ditangkap dan disiksa oleh Raja Namrud dengan dibakar hidup-hidup, tetapi Allah melindunginya dari kobaran api. Sebaliknya Raja Namrud dan tentaranya mati di serang oleh tentara nyamuk.

Masa Muda Sarah

Masa muda Sarah, istri Nabi Ibrahim tidak banyak diceritakan di dalam sejarah Islam. Ia hanya diceritakan sebagai seorang gadis yang sangat cantik jelita putri pamannya. Ia tinggal di negeri Syam.

Pertemuan Nabi Ibrahim dan Sarah

Pada suatu hari, Nabi Ibrahim pergi ke negeri Syam bersama seorang anak saudaranya, Luth . Mereka berencana akan bertemu dengan paman Nabi Ibrahim. Ketika sampai di rumah pamannya, Nabi Ibrahim melihat seorang gadis. Nabi Ibrahim pun bertanya,

“Siapakah gadis itu, Paman?” tanyanya.

“Itu putri Paman, Ibrahim. Sarah namanya.” Sambil menjawab, dimintanya Sarah mengambilkan minuman untuk Nabi Ibrahim dan keponakannya.

“Belum ada wanita cantik yang memiliki kecantikan seperti Hawa hingga saat ini selain Sarah.” Kata Nabi Ibrahim seperti menggumam. Melihat sopan santun Sarah kepada kedua orang tuanya, Nabi Ibrahim begitu tertarik. Ia tidak hanya melihat kecantikan fisik dari Sarah, tetapi juga kecantikan batiniahnya yang salehah.

Paman Nabi Ibrahim melihat ia tertarik pada putrinya, Sarah. Akhirnya Nabi Ibrahim pun dinikahkan dengan Sarah dan menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis, sakinah mawadah.

Ujian Pertama di Awal Pernikahan

Ujian pertama di awal penikahan mereka adalah ketika Nabi Ibrahim dan istrinya hijrah ke negeri Mesir. Saat itu Mesir sedang diperintah oleh seorang raja yang zalim dan suka berpesta pora. Ia juga seorang penyuka wanita cantik. Setiap melihat wanita cantik, maka timbul hasrat ingin memilikinya. Nama raja tersebut 'Amr bin Amru' Al-Qais bin Mailun.

Uniknya, jika ia bertemu dengan wanita yang sudah menikah, maka ia akan meminta suaminya untuk menceraikan istrinya. Tetapi, jika wanita itu saudara dari orang yang ia kenal, maka ditinggalkan.

Kehadiran Nabi Ibrahim dan istrinya ke kota Mesir, terlihat oleh seorang prajurit kerajaan. Dilaporkanlah oleh prajurit itu, bagaimana fisik dari Sarah. Raja zalim itu pun tertarik dan memanggil Nabi Ibrahim dan istrinya ke kerajaan.

Singkat cerita, raja begitu terpesona melihat kecantikan Sarah yang tiada bandingannya. Dengan mata yang berbinar-binar nakal, raja pun bertanya pada Nabi Ibrahim.

“Ibrahim, siapakah wanita yang bersamamu?” tanyanya sambil terus memandang wajah Sarah yang cantik jelita.

“Dia saudara perempuanku,” jawab Nabi Ibrahim mantap. Nabi Ibrahim berbisik kepada istrinya, agar mereka sepakat bahwa mereka adalah bersaudara. “Jangan kaukatakan bahwa kau adalah istriku agar kau selamat. Katakanlah kau adalah saudariku. Demi Allah di bumi ini hanya kita berdua yang mukmin!” Sarah gamang, tetapi menganggukan kepalanya tanda setuju.

Raja zalim itu kecewa dengan jawaban Nabi Ibrahim, ia pun mendekati Sarah. Sarah ketakutan dan berdoa kepada Allah. Raja itu pun merasa lehernya tercekik dan kakinya menghentak-hentakan kaki ke bumi seperti orang yang akan mati. Melihat itu Sarah ketakutan dan berdoa lagi.

“Ya Allah. Andaikan raja ini mati, tentu orang-orang akan menuduh bahwa aku yang membunuhnya!” Raja itu pun sembuh seperti sediakala dan mencoba mendekati Sarah lagi. Sarah pun berdoa kembali dan kejadian itu terulang hilang tiga kali.

Raja sangat ketakutan dan kemudian menyuruh pengawalnya membawa Sarah kembali kepada Nabi Ibrahim. Ia pun berteriak kepada pengawal yang membawa berita kedatangan Nabi Ibrahim.

“Demi Tuhan, pasti setan yang kaukirim kepadaku. Kembalikanlah ia kepada Ibrahim dan beri dia seorang hamba sahaya!”

Nabi Ibrahim dan Sarah pun selamat dari kezaliman raja. Mereka keluar dari kerajaan dengan membawa seorang hamba sahaya bernama Hajar. Seorang gadis muda cantik berkulit hitam yang cerdas.

Nabi Ibrahim tinggal di Mesir sebagai petani, peternak dan berdagang. Kemajuan usahanya membuat iri dan resah penduduk setempat. Akhirnya Nabi Ibrahim dan keluarganya kembali ke Palestina agar tak menimbulkan fitnah lebih besar.

Ujian Kedua Pernikahan

Bertahun sudah Nabi Ibrahim dan Sarah bersama. Tetapi sang buah hati belum juga hadir. Ada rasa kerinduan dari kedua jiwa ini. Sarah melihat dirinya sudah beranjak tua, begitu juga dengan suaminya. Ia paham betul, suaminya adalah seorang juru dakwah yang diutus oleh Allah untuk ummatnya. Siapa nanti yang akan menjadi pewaris dakwah suaminya jika tidak ada anak.

Ia pun berpikir realistis. Ia menaruh harapan kepada Hajar. Selain cerdas, ia juga wanita salehah hasil didikan langsung dari tangannya dan suaminya.Sarah akhirnya membujuk suaminya untuk menikahi Hajar. Harapannya akan lahir seorang anak dari rahim Hajar. Walaupun berat, ia mau berbagi suami dengan Hajar, budak yang diterimanya dari raja Mesir.

Nabi Ibrahim pun menikah dengan Hajar. Tak lama kemudian Hajar pun hamil. Tetapi ia tidak ingin melukai perasaan sarah. Hajar pun menyembunyikan kehamilannya dari Sarah dengan memakai setagen .

Tetapi, kehamilan tidak dapat disembunyikan lagi. Sarah pun akhirnya mengetahuinya. Dikabarkannya kepada Nabi Ibrahim perihal kehamilan Hajar. Sarah melihat kebahagiaan di mata suaminya bilamana mengetahui Hajar mengandung anaknya. Sarah sangat bahagia sekali. Meskipun ia iri pada kehamilan Hajar, tetapi kebahagiaan suaminya adalah lebih dari segalanya. Ia simpan semua rasa cemburunya dan hanya menumpahkan keluh kesahnya hanya kepada Allah.

Cemburu karena Cinta

Saat melahirkan pun tiba. Hajar melahirkan seorang anak laki-laki yang di beri nama Ismail. Sarah membantu proses persalinannya. Mereka begitu bahagia, terutama Nabi Ibrahim. Ia sangat bahagia sekali akhirnya ia memiliki seorang putra dari istrinya, Hajar.

Sepanjang hari, Nabi Ibrahim menemani Hajar menyusui putranya. Mengasuh dan mendidik putranya dengan kasih sayang seorang bapak. Mereka terlihat tertawa bersama melihat kelucuan-kelucuan bayi Ismail.

Sarah begitu cemburu melihat kebahagiaan mereka. Sebagai wanita dan manusia biasa, ia merasa diabaikan oleh Nabi Ibrahim. Ia merasa terganggu dengan kehadiran putra Hajar. Ini bisa dipahami karena bertahun Sarah menikah dengan Nabi Ibrahim, tetapi belum dikaruniai anak seorang pun. Hatinya dibakar api cemburu. Ia pun membujuk Nabi Ibrahim untuk memisahkannya dari Hajar dan putranya.

Nabi Ibrahim menolaknya dan mengeluhkan permintaan Sarah kepada Allah. Jawaban Allah sungguh mencengangkannya. Lewat wahyu yang datang dari Allah, Nabi Ibrahim akhirnya memenuhi permintaan Sarah.

Meskipun tidak mengetahui apa hikmah dari balik wahyu dari Allah, dengan membawa perbekalan secukupnya mengajak Hajar dan Ismail menuju bukit Safa yang gersang dan tandus. Padang pasir yang terletak di kota Mekkah yang jauh dari pemukiman penduduk. Tidak mustahil banyak terdapat binatang buas di tempat tersebut. Tetapi dengan penuh ketaatan dan kesabaran berangkatlah Ibrahim menghantarkan isteri dan puteranya ke tempat tersebut, kemudian meninggalkan mereka berdua.

Nabi Ibrahim kemudian kembali ke Palestina menemui Sarah dengan perasaan bersedih. Sepanjang perjalan, ia berdoa kepada Allah agar Hajar dan putranya mendapat perlindungan dan penjagaan dari Allah SWT.

Akhir yang Berbahagia

Bertahun kemudian, setelah Nabi Ibrahim telah beranjak tua , begitu juga dengan Sarah, mereka kedatangan dua orang tamu tak diundang. Mereka adalah malaikat yang diutus oleh Allah untuk mengucapkan selamat kepada mereka berdua. Nabi Ibrahim pun menjamu mereka dengan daging anak sapi panggang.

“Selamat ya, Ibrahim,” kata malaikat kepada Nabi Ibrahim. Seraya menolak jamuan dari Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim menjadi ketakutan.

“Janganlah takut, Ibrahim. Kami adalah malaikat-malaikat yang diutus kepada kaum Nabi Luth,” jelas malaikat Allah dan tersenyum kepada Sarah.

“Kami sampaikan kabar gembira dari Allah, istrimu akan melahirkan seorang anak (Ishaq) dan seorang anak lagi (Ya’qub).” Jelas malaikat.

“Sungguh mengherankan apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua dan suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua juga? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang aneh,” kata Sarah dengan nada tak percaya.

“Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” Kata malaikat menjawab keheranan Sarah.

Nabi Ibrahim pun hilang rasa takutnya berganti dengan rasa bahagia. Kedua anaknya dari Sarah pun akhirnya menjadi nabi, yaitu Nabi Ishaq dan Nabi Ya’qub. Berkat ketaatan mereka berdua kepada Allah, akhirnya Sarah pun mendapatkan anak di usianya yang telah senja. Jika Allah telah berkehendak, semua yang tidak mungkin akan terjadi.

Nabi Ibrahim dan Sarah di usia senjanya, akhirnya memiliki dua anak sekaligus. Sungguh kecantikan fisik saja tidak cukup tanpa kecantikan batiniah. Nabi Ibrahim dan Sarah hidup bahagia. Nabi Ibrahim pun tidak pernah melupakan Hajar dan Ismail. Mereka hidup bersama dalam kebahagiaan dan saling mencintai karena Allah.#


Referensi:
1. http://perindusyahidfillah.blogspot.com/2011/11/kisah-nabi-ibrahim-sempena-aidil-adha.html

2. http://nurulimankehidupan.blogspot.com/2011/09/kisah-nabi-ismail-as.html

3. http://andikafajar56.blogspot.com/2011/02/kisah-nabi-ibrahim-as-dan-siti-sarah.html



*Sri Widiyastuti. Penulis adalah Ibu dari 5 orang anak yang kini tinggal di Johor, Malaysia. Aktifitasnya selain sebagai ibu rumah tangga, ia juga seorang penulis lepas (momwriters).
Read more

Copyright © 2012, PKS Johor Malaysia Allrights Reserved - Magazine World Theme - Designed by Uong Jowo